Klinik PUSSPA

Tahapan Pelayanan

PENDAFTARAN

TES IQ / PERKEMBANGAN

PEMERIKSAAN DOKTER

KONSULTASI PSIKOLOG

PROGRAM TERAPI

Layanan dan Fasilitas

yaitu pemeriksaan oleh dokter umum berdasarkan keluhan pasien mengenai masalah pertumbuhan dan perkembangan anak. Bertujuan menegakkan diagnosa tatalaksana pasien selanjutnya, termasuk rujukan ke dokter spesialis anak, dokter spesialis syaraf, spesialis rehabilitasi medik, spesialis THT, dan spesialis mata, berdasarkan kebutuhan.

yaitu pemeriksaan oleh perawat terlatih di bidang pediatrik, neurologi, motoskopi, kinesiologi, dan psikologi anak. Bertujuan memperoleh gambaran dari tingkat perkembangan pasien dan mengetahui sedini mungkin adanya keterlambatan perkembangan.

Metode yang digunakan adalah MFED (Muenchener Funktionelle Entwicklungs Diagnostik – Diagnostik Perkembangan Fungsi Muenchen), dengan cara observasi perilaku & interaksi anak lewat bermain dan anamnesa (pengambilan data tambahan dari orang tua berbentuk kuesioner). Aspek yang dinilai: motorik kasar, motorik halus, pengamatan/persepsi, bicara/vokalisasi, pengertian bicara, sosialisasi.

yaitu pemeriksaan, tes, diikuti oleh konseling oleh psikolog. Bertujuan membantu pasien, keluarga, dan pihak terkait (misalnya sekolah) untuk menyikapi dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Metode yang digunakan antara lain: Tes Kecerdasan/IQ (Stanford Binet, WPPSI, WISC, Son Test), Test Visual Persepsi (Frostig dan VMI), Test Grafis, observasi tingkah laku anak dan interaksinya dengan keluarga/pengasuh, dan terapi interaksi (Floor Time).

yaitu terapi untuk mendeteksi, mengembangkan, memelihara, dan memulihkan serta meningkatkan gerakan dan fungsi tubuh pasien dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, pelatihan fungsi dan komunikasi melalui bermain.

Pendekatan yang digunakan: Bobath, terapi psikomotor, PNF, dan metode manual lainnya.

yaitu terapi yang menggunakan aktivitas tertentu untuk mempertahankan atau meningkatkan komponen kinerja okupasional (sensorik-motorik, persepsi, kognitif, sosial dan spiritual) dan area kinerja okupasional (perawatan diri, produktivitas, dan pemanfaatan waktu luang).

Tahapan tujuan okupasi terapi secara umum:

  1. Regulasi diri – kemampuan untuk mengendalikan perilaku.
  2. Kesadaran tubuh – kesadaran akan keberadaan tubuh dalam ruang.
  3. Kontrol postural – kemampuan untuk mempertahankan posisi tegak dengan tenang/terkendali.
  4. Koordinasi bilateral – kemampuan untuk menggunakan sisi kanan dan kiri tubuh dalam waktu bersamaan atau bergantian secara terkendali.
  5. Motorik halus – kemampuan menggerakkan otot-otot kecil, khususnya jari dan tangan. Sangat penting terutama untuk persiapan menulis.
  6. Keseimbangan emosi – kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi tantangan atau perubahan.
  7. Persepsi visual dan auditori – kemampuan mengenali dan menginterpretasikan informasi yang dilihat dan didengar.

Pendekatan yang digunakan antara lain: metode berbasis sistem neuro sensorimotor (misalkan integrasi sensori), berbasis perilaku (misalkan modifikasi perilaku) atau kognisi (misalkan frosting untuk visual persepsi), sesuai dengan kebutuhan pasien.

yaitu terapi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi pada individu yang mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran dan gangguan menelan. Umumnya dilakukan terhadap pasien yang mengalami disaudia, disartia, dislalia, disglosia, dislogia, disfagia, disfasia perkembangan, atau gagap dan latah.

yaitu terapi yang bersifat mendukung, memperbaiki, serta meningkatkan kemampuan belajar pada pasien, terutama anak berkebutuhan khusus seperti Down Syndrome, retardasi mental, cerebral palsy, autism, dan lain-lain. Indikasi kesulitan yang ditangani antara lain: kesulitan belajar, gangguan keterampilan motorik halus, gangguan panca indera dan persepsi, takut sekolah, kurang konsentrasi, dan sikap penolakan.

Pendekatan yang digunakan antara lain: Montessori, Frostig, Graphomotor, bermain sambil belajar.

yaitu pemeriksaan penunjang berupa rekaman gelombang elektrik sel saraf di otak. Bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi otak. Dilakukan dengan cara menempel beberapa elektroda pada permukaan kepala pasien dengan lama perekaman sekitar 1 jam. Umumnya dilakukan pada pasien dengan riwayat kejang, epilepsy, cerebral palsy, terlambat bicara, retardasi mental, keterlambatan motorik, disfungsi integrasi sensori, gangguan belajar, dan Down Syndrome.

yaitu perencanaan dan pembuatan alat bantu (orthosis) dan atau pengganti (prosthesis) bagi pasien yang mengalami kesulitan bergerak dan melakukan kegiatan sehari-hari. Bertujuan untuk memelihara, memperbaiki, atau mengembalikan fungsi gerak, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.

Pendekatan disiplin ilmu yang digunakan antara lain instrumentasi kedokteran, teknik biomedika, serta teknik desain industri, dengan menitikberatkan pada kebutuhan pasien sebagai penggunanya.

yaitu terapi sentuh yang dilakukan terhadap bayi/anak, untuk memberikan perasaan aman dan nyaman. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak beradab-abad silam. Pijat bermanfaat melancarkan sistem sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan, sehingga bayi memiliki pola tidur lebih baik dan tidak rewel.

Pijat bayi di klinik Suryakanti dilaksanakan oleh terapis dengan melibatkan orang tua, sehingga orang tua dapat mempraktekkan pijat bayi di rumah untuk meningkatkan kedekatan dengan anak.

yaitu upaya bekerja sama dengan lingkungan sosial pasien (terutama keluarga inti dan pengasuh) untuk menciptakan kondisi yang menunjang penatalaksanaan. Pekerja sosial klinik Suryakanti memberikan konsultasi mengenai pelayanan yang diberikan oleh klinik, menampung keluhan baik pribadi maupun yang berkaitan dengan proses terapi, dan memelihara hubungan kerja yang baik antara klinik dengan pasien. Pekerja sosial juga bertugas melakukan kunjungan ke rumah, sekolah, atau lingkungan lainnya sesuai keperluan, untuk melihat kondisi pasien yang sebenarnya di luar klinik, sebagai data tambahan untuk menunjang penatalaksanaan di klinik Suryakanti.

Bagi keluarga yang memerlukan akomodasi selama perioda pemeriksaan/intervensi, PUSPPA Suryakanti menyediakan sarana penginapan sederhana. Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan silakan hubungi resepsionis klinik.

Bagi keluarga kurang mampu yang memerlukan dukungan untuk membiayai proses pemeriksaan/intervensi pasien, PUSPPA Suryakanti menyediakan bantuan dana dari program Orang Tua Asuh. Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan silakan hubungi resepsionis klinik.

Tim

Prof. Anna Alisjahbana

drg. Sri Artini, M.Pd

Ketua Yayasan

dr. Nida W. Nasution, M.KM

Eike Moedomo

dr. Yulia Suherlina, M.Si.

PLT DIR. PUSPPA

dr. Siti Aminah, S.pS.(K)

Dokter Sp. Syaraf

dr. Uni Gamayani, S.pS.(K).

Dokter Sp. Syaraf

dr. Retna D. Hardjoko

dr. Benny Sugiarto, Sp.A

dr. Anggunsari Putisalina

Dokter Umum

dr. Putri Khaerani, Sp. KFR

dr. Rara Pramuditha Ayuningtyas

Dokter Umum

Lydia Anggraeni Kidarsa ST. MSc. MA(RCA) DIC

Spesialis Biomedika

Dra. Eni Nuraeni, Psi.

Psikolog Anak

Fitriani, M.Psi., Psikolog

Psikolog Anak

Asri Yusdianti, S.Pd., Dipl Mont

Asesor Perkembangan, Pedagog

Andi Atikah R., Amd.FT.

Fisioterapis

M.Nuh , Amd.Ft, S.Pd

Fisioterapis

Edhward Mangisi Marpaung, A.Md FT

Fisioterapis

Lingga Fanuri B., Amd. FT.

Fisioterapis

Dina Lutfita, Amd. Kes

Fisioterapis

Dra. Yosrika. A.Md .TW. M.Pd

Terapis Wicara

Haris Setiawan. A.Md.TW

Terapis Wicara

Mulia Agustina Siregar, A.Md. TW

Terapis Wicara

Nina Sulastri A.Md.TW

Terapis Wicara

Aji Kurniadi, Amd.OT.

Terapis Okupasi

Rahmawati Sa’adah, A.Md.OT

Terapis Okupasi

Muhamad Baskoro Aji Santoso, A.Md.OT

Terapis Okupasi

Dewi Daryati. S.Pd. Dipl Mont. M.Pd

Pedagog

Sri Sumiaty, M.Pd

KA. SLB PUSPPA SURYAKANTI

Susanti, S.Pd

Guru

Arif Ridwan Rauf, S.Pd

Guru

Amelia Wahyuni, S.Pd

Guru

Ckasinta Winda Syalehah, S.Pd

Guru

Erlan Alex Sukandar

Medical Record

Yeri Hendrayudira, A.Ks

Social Worker

Anggina Rahmayany Mutaqin, S.Pd

Guru

Ervina Yuliandini, S.Pd

Guru

Silvia Tri Rengganis, S.Pd

Guru

Testimonial

Informasi & Pra-Registrasi