Tumbuh Kembang Anak

Pelajari Pemantauan Perkembangan Anak untuk mengoptimalkan potensi anak dan mencegah keterlambatan/gangguan perkembangan

Apa yang Dimaksud dengan Proses Tumbuh Kembang Anak?

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan meliputi perubahan fisik yang dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Sedangkan perkembangan meliputi fungsi-fungsi, yang secara umum dikategorikan menjadi 5 aspek:
  • Motorik kasar, yaitu kemampuan bergerak dengan memanfaatkan sebagian besar otot tubuh yang menggunakan energi relatif tinggi. Misalnya. merangkak, berjalan, melompat.
  • Motorik halus, yaitu kemampuan bergerak dengan menggunakan otot halus yang menggunakan energi relatif lebih sedikit, tetapi lebih banyak koordinasi. Misalnya. menulis dan mengancing baju.
  • Persepsi & pemahaman, yaitu kemampuan untuk melihat dan memahami hal-hal yang dilihat, diraba, dan didengar. Misalnya. warna, nada, bagian tubuh.
  • Bicara & Bahasa, yaitu kemampuan mengungkapkan keinginan/pikiran dengan menggunakan kata-kata melalui mulut. Misalnya. mengatakan "Saya ingin".
  • Sosialisasi, yaitu kemampuan berinteraksi/berhubungan dengan orang lain. Misalnya. bermain bersama, berteman.
  • Proses tumbuh kembang anak berkaitan dengan perkembangan otak. Perkembangan otak dimulai selama kehamilan. Saat lahir, otak hanya berkembang sebagian. Otak berkembang lebih dari waktu mana pun dalam hidup dari usia 0-3 tahun, oleh karena itu disebut periode emas. Ketika seorang anak menerima rangsangan, neuronnya akan tumbuh sehingga menciptakan jaringan yang saling berhubungan. Meskipun otak terus berkembang, laju perkembangannya tidak akan setinggi pada periode emas. Oleh karena itu pentingnya stimulasi pada usia dini.

    Pola Perkembangan sesuai Usia

    Pada umumnya bayi dan anak-anak mengikuti pola perkembangan sesuai usia. Oleh karena itu penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya, untuk mendeteksi keterlambatan/kelainan dan bertindak sedini mungkin, salah satunya dengan memberikan stimulasi yang tepat. Pemantauan perkembangan anak secara sederhana dan deteksi dini keterlambatan perkembangan dapat dilakukan dengan menggunakan Deteksi Dini Tumbuh Kembangan Anak (DDTK) yang dibuat Suryakanti. Yayasan Suryakanti mengadaptasi Bagan Milestone Perkembangan bergambar ini dari Münchener Funktionelle Entwicklungsdiagnostik, sehingga lebih mudah digunakan oleh orang tua di rumah, guru di PAUD, dan petugas kesehatan di posyandu.

    Cara Menggunakan DDTK

    Poster DDTK Suryakanti terdiri dari gambar aktivitas bayi/anak dengan keterangan. Di kolom kiri adalah usia bayi/anak, dari 4 hingga 60 bulan.
    Pada baris paling atas terdapat 5 area perkembangan yaitu: 1. Motorik kasar; 2. Motorik halus; 3. Persepsi; 4. Pidato; 5. Sosialisasi. Cara menggunakan:
    Berdasarkan usia anak, plot titik di kolom kiri.
    5 kotak ilustrasi di sebelah titik mewakili keterampilan khas yang harus dicapai oleh bayi/anak pada usia tersebut, dikategorikan ke dalam 5 bidang perkembangan.
    Misalnya, bayi 8 bulan harus bisa:
  • Motorik kasar: duduk sendiri atau mengambil posisi merangkak
  • Motorik halus: menggenggam benda berbentuk balok atau kotak (tebal sekitar 2 cm) menggunakan seluruh permukaan tangan
  • Persepsi: mengamati mainan yang jatuh (mis. sengaja dijatuhkan oleh orang tua)
  • Bicara & Bahasa: mampu mengucapkan “ma...ma...ma...”
  • Sosialisasi: bermain cilukba (misalnya dengan orang tua)
  • Tandai kotak ketika bayi sudah dapat melakukan kegiatan yang diilustrasikan. Semua 5 kotak yang ditandai dalam garis lurus berarti perkembangan bayi berada di jalur yang benar. Pemantauan dapat dilakukan pada rentang usia berikutnya.

    Bagaimana Keterlambatan Perkembangan Dideteksi DDTK, dan Apa yang Harus Dilakukan?

    Jika bayi/anak belum menyelesaikan semua 5 area perkembangan dalam baris usia, centang kotak pada baris usia di bawahnya.
  • Jika hanya 1 area yang terlewatkan, mis. hanya motorik kasar, orang tua/pengasuh dapat memberikan stimulasi di rumah dan melanjutkan pemantauan
  • Jika 2 area terlewatkan tetapi ditemukan pada 1 tingkat usia di bawah garis, ini bisa menjadi kasus keterlambatan perkembangan
  • Jika lebih dari 2 area yang terlewatkan atau ditemukan pada lebih dari 2 tingkat usia di bawah garis, hal ini dapat menjadi kasus kecacatan
  • Mengapa DDTK Penting?

    Keterlambatan perkembangan mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, proses kehamilan dan kelahiran, serta perawatan sehari-hari di rumah. Semakin dini keterlambatan terdeteksi, semakin cepat bayi/anak dapat memperoleh pertolongan melalui layanan stimulasi atau intervensi di rumah. Stimulasi pada masa emas sangat menjanjikan, karena tahap perkembangan otak membuat bayi/anak sangat sensitif terhadap rangsangan.

     

    *Catatan: Bagian ini diadaptasi dari:

    1) Buku “Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak” karangan dr. Yulia Suherlina, bagian dari Buku Parenting Series terbitan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Tahun 2011. Versi pdf dapat diunduh disini (bahasa Indonesia).

    2) Buku “Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak – Pemeriksaan dan Perangsangan (Stimulasi)” yang ditulis oleh Tim Suryakanti, diterbitkan oleh Yayasan Suryakanti, Pusat Pengembangan Potensi Anak. Edisi cetak buku beserta poster dan VCD tersedia di Toko Buku Suryakanti.